HEADER2

TERIMA KASIH ANDA TELAH BERKUNJUNG KE BLOG KAMI

Jumat, 08 April 2011

HATI

Dinamakan hati karena ia selalu berbolak-balik. Perumpamaan hati adalah bagaikan bulu yang ada dipucuk pohon yang diombang-ambingkan oleh angin (Al-Hadits).
Hati adalah sumber kebaikan dan keburukan seseorng. Bila hati penuh dengan ketaatan kepada Allah SWT. maka perilaku seorang akan penuh dengan kebaikan. Sebaliknya bila hati penuh dengan Syahwat dan hawa nafsu maka yang akan muncul dalam prilaku adalah keburukan dan kemaksiatan
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau. Kerena seseungguhnya Engkaulah Maha pemberi (karunia) . (QS. Ali Imran :8)

Rabu, 30 Maret 2011

Manfaat Internet bagi Dunia Pendidikan


Oleh: AnneAhira.com Content Team 

Dewasa ini, penggunaan internet di dunia pendidikan mengalami peningkatan. Bila pada tahun 1995 yang lalu penggunaan internet di Indonesia hanya dilakukan oleh para pelaku dan praktisi bisnis, maka sekarang ini internet sudah mulai dipergunakan di dunia pendidikan.
Keberadaan internet dianggap mampu menunjang materi yang disampaikan oleh para praktisi pendidikan. Pendek kata, manfaat internet bagi dunia pendidikan adalah sebagai sumber informasi. Itu adalah manfaat yang dianggap krusial karena di zaman modern seperti sekarang ini, informasi adalah “raja”.
Peran Guru Dulu dan Sekarang
Sebelum era internet, institusi pendidikan bertumpu pada satu fasilitator yaitu guru. Secara umum dikatakan bahwa guru adalah sumber ilmu sedangkan siswa adalah pencari ilmu. Guru sudah pasti tahu lebih dulu dibandingkan dengan para siswa yang diajarnya. Itu dulu.
Sejak era internet “menjejali” dunia pendidikan kita, peran guru bukan lagi sebagai informan seperti zaman dulu. Namun beralih menjadi motivator serta “teman” diskusi bagi siswanya.
Masalah informasi, para siswa bisa dengan mudah mencarinya di internet. Entah itu mereka lakukan di warung internet atau melalui ponsel yang mereka miliki yang sudah tersedia fasilitas internetnya.
Manfaat internet bagi dunia pendidikan yang mampu menembus batas, ruang, dan waktu dalam pencarian informasi apapun dan di belahan bumi manapun, tak serta merta membuat peran guru menjadi luntur. Justru, peran guru pada era internet ini jauh lebih berat dibandingkan dengan sebelum era internet.
Bila dulu siswa bisa dibilang akan menerima begitu saja berbagai informasi yang diberikan oleh guru, namun sekarang siswa menjadi lebih kritis. Ada kalanya siswa menjadi lebih tahu terlebih dahulu tentang informasi tertentu dibandingkan dengan guru. Terlebih bila sang guru tak paham bagaimana cara menggunakan internet. Oleh sebab itu, di era informasi ini guru juga dituntut untuk paham dengan internet.
Kembali ke masalah peran guru. Peran guru kini mengalami pergeseran. Dengan adanya manfaat internet bagi dunia pendidikan yang dinilai cukup krusial sebagai sumber informasi, guru tak lagi menjadi sumber informasi satu-satunya bagi siswa.
Siswa bisa mencari materi-materi yang sedang dipelajari di internet. Bahkan tak sekolah pun asalkan familiar dengan internet pasti juga tahu materi-materi yang diajarkan di sekolah dengan rajin mengakses internet.
Namun, jangan dikira peran guru di era internet ini lebih ringan dibandingkan dengan sebelumnya. Guru tak bisa “cuci tangan” hanya dengan memberi tugas kepada siswanya untuk membuat makalah yang semua informasinya bisa didapat dari internet. Tentu saja tidak seperti itu. Nyatanya peran guru justru sangat berat ketika internet mengambil alih tugas guru sebagai informan.
Guru dituntut menjadi seorang motivator sekaligus “partner” bagi para siswanya yang kritis. Sebagai motivator maksudnya adalah guru harus memberikan arahan dan rambu-rambu kepada siswa agar internet bisa bermanfaat bagi mereka dan benar-benar dipergunakan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. D
an hal itu tidak mudah. Sedangkan sebagai “partner” diskusi bagi para siswanya yang kritis, maksudnya adalah guru juga harus belajar dan terus belajar agar tidak ketinggalan jauh dengan siswa-siswanya.
Internet sebagai Pusat Informasi di Bidang Pendidikan
Diakui oleh banyak pihak, bahwa manfaat internet bagi dunia pendidikan sungguh besar. Terutama di bidang informasi.
Namun demikian, manfaat tersebut tak serta merta melunturkan peran guru yang semula menjadi informan tunggal kini harus rela bersaing dengan internet. Bagaimanapun juga, guru masih memegang peran penting. Justru peran guru semakin berat sejak era internet merasuki dunia pendidikan.
Tak hanya sebagai informan, pemberi tugas, atau “komandan” saja, namun guru juga wajib memberikan arahan dan motivasi tentang cara menggunakan internet sehat untuk dunia pendidikan. Di samping itu, guru tak boleh berhenti belajar agar tidak ketinggalan dengan muridnya yang mungkin sudah lebih tahu dahulu karena mengakses internet.
Guru dan internet adalah dua partner yang sangat hebat untuk memajukan dunia pendidikan.

Rabu, 09 Februari 2011

FOTO DIKLAT2



FOTO DIKLAT PEMANFAATAN MEDIA BELAJAR BERBASIS TIK 
BAGI GURU  MA BALAI DIKLAT KEMENTRIAN AGAMA DENPASAR

MEDIA AUDIO DAN VIDEO UNTUK PEMBELAJARAN


Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami revolusi yang sangat cepat, hal ini berdampak signifikan terhadap kemajuan pola pikir masyarakat secara makro. Dalam bidang pendidikan, perubahan-perubahan ini telah memberikan pengalaman baru sekaligus merupakan tantangan bagi para praktisi untuk memanfaatkan perubahan tersebut menjadi salah satu modal penting penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang lebih efisien dan efektif. Dalam hal ini, pendekatan teknologis menjadi bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Pendekatan teknologis diperlukan dalam rangka membantu proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu menjadi manusia yang berpengetahuan dan berbudi luhur. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bertujuan sebagai wahana pelestarian nilai-nilai dan kebudayaan, sehingga setiap individu berkewajiban untuk dapat berperan aktif dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan negara. Oleh karenanya, untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang aktif dan berkualitas, salah satu unsur utama adalah keberadaan guru yang berkualitas pula. Guru yang berkualitas adalah guru yang memilki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional seperti yang tersirat dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Seorang guru, di dalam melaksanakan kompetesi pedagogik dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan media pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media pembelajaran disadari akan sangat membantu aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Namun, tidak bisa dipungkiri, bahwa di dalam implementasinya, tidak banyak guru yang mampu merancang, mencipta atau mempergunakan media pembelajaran secara optimal. Di sisi lain, keterbatasan alat-alat teknologi juga menjadi penyebab kurang maksimalnya usaha guru dalam memanfaatkan keberadaan media pembelajaran.
Pengertian Media
Pengertian media seringkali disalahtafsirkan dengan sarana peralatan pendukungnya. Kata media, berasal dari bahasa latin ‘medius’ dan merupakan bentuk jamak dari medium yang bermakna perantara atau mengantar. Dalam bahasa Arab, media sering disebut dengan ‘wasail’ yang merupakan bentuk jamak dari ‘wasilah’ yang juga bersinonim dengan ‘Al wasth’ yang artinya ‘tengah’. Kata ‘tengah’ bermakna berada di antara dua sisi, maka bisa juga disebut dengan ‘perantara’ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah, maka ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni sesuatu yang menghubungkan, mengantarkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lainnya. (Yudhi Munadi : 2008). Sementara itu, Rahardjo (1988) mengutip beberapa pengertian media yang disampaikan oleh beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :
  1. Information carrying technologies that can be used for instruction…the media of instruction, consequently are extensions of the teacher ( Wilbur Schramm, 1977).