HEADER2

TERIMA KASIH ANDA TELAH BERKUNJUNG KE BLOG KAMI

Kamis, 18 Juli 2013

PANDUAN HISAB

A. Pengertian Hisab dan Kaitan dengan Ilmu Falak
Kata “hisab” berasal dari kata Arab al-hisab yang secara
harfiah berarti perhitungan atau pemeriksaan. Dalam al-Quran
kata hisab banyak disebut dan secara umum dipakai dalam arti
perhitungan seperti dalam firman Allah,
Artinya: Pada hari ini, tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa
yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini.
Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan (pemeriksaan) -Nya
[GAfir (40): 17].
Dalam al-Quran juga disebut beberapa kali kata “yaum al-hisab”, yang berarti hari perhitungan. Misalnya dalam firman Allah,
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah
akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan [SAD (38): 26]
KALAU INGIN DOWNLOAD KLIK DISINI

Senin, 15 Juli 2013

RUMAHKU SURGAKU



Keadaan surga yang akan dimasuki oleh orang-orang yang beriman kelak di Hari Akhir, telah termaktub di dalam Kitabullah dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Lalu, bagaimana gambaran atau keadaan “Surga” yang ada di dunia ini, khususnya di rumah kita? Bagaimana hakikat “Rumahku Adalah Surgaku”?
Kita sering menyaksikan dan bahkan mungkin mengalami di dalam keluarga kita, di rumah kita, suatu keadaan yang membuat sempit dada, tegangnya urat leher, naiknya darah ke ubun-ubun kepala, gemertaknya gigi sembari mengepalnya tangan. Itulah keadaan yang diakibatkan oleh berbagai ulah anggota keluarga yang tidak pada tempatnya. Orang sering mengatakan, “Rumahku bagai neraka, yang membuat seluruh anggota keluarga tak kerasan tinggal di dalamnya. Ia penuh dengan malapetaka. Bahtera rumah tangga terhempas karenanya. Cita-cita keluarga hanya tinggal angan-angan belaka. Alangkah sengsaranya dunia”
Percekcokan, saling ejek, egoistis, piring terbang sering terjadi, hingga kekerasan fisik mewarnai perjalanan rumah tangga yang jauh dari sakinah mawaddah warahmah.
Kita semua tentu saja tidak menginginkan hal itu terjadi. Akan tetapi, seringkali anggota sebuah rumah tangga tidak mampu menahan hal tersebut, sekaligus tidak memiliki bekal yang cukup dan hidayah dari-Nya untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah, keluarga cermin “Rumahku Adalah Surgaku”.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Di awal khutbah telah disampaikan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” 
(An-Nisa`: 1).

Kita yang hadir di masjid yang mulia ini adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita diseru oleh-Nya agar bertakwa kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menginformasikan bahwasanya diciptakan-Nya pula pasangan hidup kita masing-masing yakni istri-istri kita masing-masing. Melalui pasangan suami-istri (pasutri) inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala memperkembangbiakkan manusia yang banyak jumlahnya, laki-laki dan perempuan. Pergaulan suami istri yang Allah taqdirkan membuahkan hasil berupa anak, hendaknya atas dasar takwa, sehingga pergaulan suami istri tersebut benar-benar membuahkan anak-anak shalih dan shalihah. Selanjutnya jumlah manusia yang banyak itu hendaknya tetap menjaga silaturahim, menjaga hubungan baik secara harmonis, sebab pada asalnya manusia adalah satu rahim (satu keturunan yang sama).
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Untuk menjaga pasutri dan anak-anak, serta anggota keluarga lainnya agar tetap hidup harmonis, penuh kasih sayang di bawah ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala (mawaddah warahmah) yang hal itu merupakan wujud dari rumahku surgaku, maka beberapa kiat berikut ini layak untuk ditempuh yakni:
Pertama, jaga masing-masing hak dan kewajiban anggota rumah tangga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman,

 “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha-perkasa lagi Mahabijaksana.” (Al-Baqarah: 228).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

“Dari Mu‟awiyah bin Haidah al-Qusyairi diriwayatkan bahwa ia berkata, „Aku pernah bertanya, „Wahai Rasulullah, apa hak istri salah seorang di antara kami atas suaminya?‟ Beliau menjawab, „Hendaknya kamu memberinya makan sebagaimana yang kamu makan, memberinya pakaian sebagaimana yang kamu kenakan, dan jangan kamu pukul wajah, jangan menjelek-jelekkan, serta janganlah kamu tidak mengajak bicara kepadanya kecuali di rumah saja’.” (H.R. Abu Dawud no.2142,

 hadits ini hasan shahih menurut al-Albani).

Beliau sallallahu ‘alaihi wasallam juga telah bersabda,

 “Ketahuilah, bahwa kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian, dan istri-istri kalian juga memiliki hak terhadap diri kalian. Adapun hak kalian terhadap istri-istri kalian adalah: Hendaknya mereka tidak membiarkan orang yang tidak kalian sukai untuk tidur di atas tempat tidur kalian, dan tidak mengizinkan orang yang tidak kalian sukai masuk ke rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah: Hendaknya kalian memberi pakaian dan makanan yang baik kepada mereka.” (H.R. at-Tirmidzi no.1161, menurutnya hadits hasan gharib).

Kedua, saling menasihati di dalam kebenaran, kesabaran, dan keikhlasan atas dasar kasih sayang dan dengan cara yang lembut. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

 “Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al-Ashr : 2-3).

 “Maka, disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali Imran: 159).

Saling menasihati merupakan pilar penjaga harmonisasi keluarga, sebab manusia adalah makhluk yang suka lupa. Jika salah satu lupa dan yang lainnya mengingatkan (menasihati) dengan cara yang lembut, maka pasangannya tetap berada di dalam jalan yang benar. Dan ini tentu saja yang dikehendaki bersama.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Ketiga, sebagai pasutri dan anggota keluarga lainnya yang senantiasa menghendaki rumahku adalah surgaku, keluarga yang mulia karena takwa, tinggi derajat karena beriman dan berilmu, maka sudah seharusnya untuk senantiasa berlomba untuk mewujudkan Surga dunia dan akhirat. Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala gambarkan berikut ini di dalam Firman-Nya,


“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Ali Imran: 133-135).

Pasutri dan anggota keluarga lainnya yang hendak mewujudkan surga dunia dan akhirat, yang mewujudkan rumahku surgaku, maka hendaknya mereka senantiasa:

  1. Berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit. 
  2. Menahan amarah.
  3. Memaafkan kesalahan orang lain.
  4. Bertaubat.
Jamaah Jumat Rahimakumullah

Keempat, anggota keluarga yang dapat mewujudkan rumahku surgaku adalah mereka yang senantiasa tolong menolong dan bekerja sama di dalam kebajikan dan ketakwaan. Mereka akan senantiasa mengenyahkan keburukan, permusuhan, dan perbuatan dosa lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,


“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Ma`idah: 2).

Berdasarkan kerja sama dan tolong menolong atas dasar kebajikan dan takwa itulah, setiap munculnya problematika keluarga, akan dapat diatasi, dihadapi, dan diselesaikan dengan solusi yang menyenangkan, bukan berakhir dengan mengenaskan.
Itulah sekelumit kiat yang, insya Allah, dapat mengantarkan keluarga kita semuanya menuju kepada cinta sejati, cinta dari Sang Pencipta. Kiat yang apabila kita dapat mewujudkannya, semoga dapat membantu untuk meraih ridha-Nya semata, bagaimanapun keadaan kita. Itulah kiat yang dapat mengantarkan kita kepada kebahagiaan yang hakiki dunia hingga akhirat. Kebahagiaan yang hanya akan dapat diraih oleh orang-orang yang benar-benar beriman, bertakwa, dan hidup Islami.

Sesungguhnya untuk mewujudkan gambaran rumahku surgaku, ada beberapa kiat yang selayaknya kita tempuh di dalam mengarungi hidup berumah tangga, yakni:
Pertama, hendaknya setiap anggota rumah tangga (suami, istri, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya jika berupa keluarga besar) dapat menjaga hak dan kewajiban masing-masing secara seimbang dan penuh keikhlasan, kesabaran, dan kesungguhan, sesuai dengan kedudukannya masing-masing di dalam keluarga.
Kedua, saling nasihat-menasihati di dalam kebenaran, kesabaran, dan keikhlasan atas dasar kasih sayang dan dengan cara yang lembut.
Ketiga, sebagai pasutri dan anggota keluarga lainnya yang senantiasa menghendaki rumahku adalah surgaku, keluarga yang mulia karena takwa, tinggi derajat karena beriman dan berilmu, maka sudah seharusnya untuk senantiasa berlomba untuk mewujudkan surga dunia dan akhirat.
Keempat, anggota keluarga yang dapat mewujudkan rumahku surgaku adalah mereka yang senantiasa tolong menolong dan bekerja sama di dalam kebajikan dan ketakwaan. Mereka akan senantiasa mengenyahkan keburukan, permusuhan, dan perbuatan dosa lainnya.

Bahtera berlayar menuju cita 
Senyum tersungging penuh harap
Badai menggulung menerpa 
Mengantar bahtera melaju semesta 
Menuju kecintaan abadi di surga 
Kekasih yang dinanti nan dipuja

Sesungguhnya kebahagiaan sejati, cinta yang tulus murni, kesejahteraan yang abadi hanyalah ada pada sisi Rabbul ‘alamin. Karena itu, selayaknya setiap Mukmin, untuk terus berusaha meraihnya dengan modal keikhlasan dan kesungguhannya di dalam mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kebahagiaan di dunia ini, yang kebanyakan manusia mengejarnya, sekaligus melupakan akhirat, hanyalah akan didapatkan sementara waktu dan itulah fatamorgana. Kebahagiaan yang menipu, sementara, sekejap, akan tetapi berakhir dengan kesengsaraan yang berkepanjangan. Hanya mata-mata yang silau dengan gemerlap dunia ini yang akan tertipu dengan pandangan sepintas itu. Oleh karena itu, berhati-hati di dalam hidup di dunia ini merupakan salah satu karakter orang-orang yang bertakwa, sehingga tidak akan tertipu oleh gemerlapnya dunia.
Ingatlah, bahwasanya kesenangan dunia merupakan tipuan. Firman-Nya,

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya menga-gumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridha-an-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20).

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Marilah kita akhiri khutbah yang singkat ini dengan menundukkan hati, pikiran, dan perasaan kita, kita rendahkan diri kita serendah-rendahnya di hadapan Rabbul ‘alamin, sambil memohon kepada-Nya agar kiranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan mengabulkan doa kita, memudahkan urusan kita di dalam meraih cinta dan ridha-Nya, menolong kita di dalam taat kepada-Nya dan mencontoh Nabi-Nya, memberikan kekuatan kepada kita untuk mengenyahkan kebatilan dari diri kita dan keluarga kita, serta masyarakat kita.





Disalin dari www.khotbahjumat.com
Penulis: Ustadz Suroso Abdus Salam Disalin dari buku Kumpulan Khutbah Jum‟at Pilihan Setahun Edisi Kedua, Darul Haq, Jakarta dengan sedikit penyuntingan oleh Tim Redaksi KhotbahJumat.com Artikel wwwKhotbahJumat.com

Selasa, 02 April 2013

Peran Teknologi Informasi



Informsi Teknologi : Peran Teknologi Informasi

Peran teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Karena perkembangan teknologi sudah semakin pesat sehingga kebuutuhan masnusia akan teknologi juga semakin banyak. Salah satu saat ini yang memanfaatkan teknologi informasi adalah perushaan.

Penggunaan IT dalam sebuah organisasi sangatlah penting, untuk menerapkan IT haruslah dilihat karakteristik organisasi tersebut. Apakah dengan IT mampu meningkatkan efisiensi sebuah perusahaan, sehingga dalam penerapan IT dibutuhkan orang yang handal yang dapat berjalan dengan baik. Peran teknologi informasi bagi sebuah perusahaan dapat kita lihat dengan menggunakan kategori yang diperkenalkan oleh G.R. Terry, ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan, yaitu:

1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh
teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.

2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
 
3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut di atas.

4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi moderen dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.

5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada implementasi Supply Chain Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan manajemen teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya. Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap rancangan atau desain struktur organisasi perusahaan; dan struktur organisasi departemen, divisi, atau unit terkait dengan system informasi, teknologi informasi, dan manajemen informasi.

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa peranan TI dalam suatu perusahaan besar, sedang maupun kecil, baik itu swasta, BUMN maupun pemerintahan, semuanya membutuhkan sistem TI yang dapat mengintegrasikan informasi sehingga dapat mendukung infrastruktur perusahaannya. Bank Ekonomi, Group Kalbe, FFI, dan Coty Inc. adalah beberapa perusahaan besar yang telah menerapkan aplikasi TI secara luas, hal ini dilakukan karena aplikasi yang terdahulu tidak dapat lagi menunjang system yang sedang berjalan. Meskipun ada hambatan-hambatan yang dihadapi saat implementasi ataupun dana yang terbilang sangat besar untuk implementasi TI hal tersebut tidak menghalangi perusahaan untuk tetap berjalan karena apa yang telah dikeluarkan seimbang dengan apa yang didapatkan, dalam hal ini proses impelemntasi sesuai dengan apa yang diharapkan.